Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘exhibition’

Waktu baca koran, lihat agenda acara, ada Pameran Celengan di Benteng Vredeburg. Mumpung ga ada acara, iseng-iseng ahh nonton ke sana. Masuknya ga bayar kok, tapi kudu beli tiket masuk ke Benteng Vredeburg sebesar Rp 2000/orang (hehehe… sama aja bayar ya). Pameran Celengan “Simpan Satu Rupiah” ini yang nyelenggarain Museum Anak Kolong Tangga Yogyakarta. Tempat penyelenggaraan di Ruang Pameran Benteng Vredeburg Lt 2 -pintu masuk Benteng Vredeburg, sebelum patung pak Dirman belok kiri trus mentok, ada tangga naik ke atas, disitulah tempatnya- Waktunya dari tanggal 23 Oktober 2010 s/d 2 November 2010, dari jam 09.00 s/d 21.00 WIB. Selain pameran, juga ada workshop untuk anak ‘n pasar anak (bukan pasar yang jualan anak atau pasar yang penjualnya anak loh, tapi pasar yang menjual kebutuhan anak seperti pakaian anak, mainan anak, pernak-pernik dll).

Celengan karya Kartika Affandi



Bicara tentang Pameran Celengan, pasti dah pada tau apa yang dipamerin. Yup, betul! Celengan!! Sapa sich yang ga kenal benda satu ini?! Ayo.. ayo… sapa yang ga tau apa itu celengan?! Aku yakin sebagian besar dari kita tau atau mengenal si ‘Celengan’. Kalo menurut R Corens (Kurator Museum Anak Kolong Tangga) adanya pameran ini bermaksud untuk mengangkat sesuatu yang dulunya populer, tetapi sekarang (sangat disayangkan) mulai hilang dari perhatian kita, ya si celengan itu. Hmm… bener juga ya, sekarang mah kalo mo nyimpen duit pada ke bank (demi keamanan katanya), jarang banget yang nyimpen di celengan, tul ga?! Selain itu, alasan praktis, bikin celengan semakin ‘ditinggalkan’. Dan mungkin banyak alasan lain yang bikin si celengan semakin pudar pamornya. Eh nek wong sing sugih mblegedu, duite em-em-an, disimpen nang celengan, wah segedhe opo celengane?! -hayah, lebay!-

Koleksi celengan berbentuk ayam dan anak-anaknya


Kembali ke Pameran Celengan, penyelenggara juga ingin menunjukkan bahwa celengan dengan sejarah dan cerita masa lalunya menyuguhkan lebih dari sekedar tempat menyimpan uang. Celengan dari Jawa tidak hanya merupakan bagian dari tradisi tetapi juga merupakan saksi mata yang unik dari kreativitas pengrajin tanah liat sepanjang masa. Selain itu, juga ingin menunjukkan bahwa menabung bukan hanya bagian dari perilaku ekonomi yang berpandangan untuk masa depan, tetapi di waktu yang bersamaan juga melibatkan sosial budaya, hal-hal yang berbau takhyul dan tindakan pencegahannya. Kegiatan menabung merupakan hasil dari sejarah, perkembangan sosial dan ekonomi dari 90% populasi dunia -gitu, menurut informasi yang aku dapat dari selembar kertas yang dibagikan ke pengunjung- Makanya, selain memamerkan koleksi berbagai ragam celengan, pameran ini dilengkapi pula dengan benda-benda, dokumen, foto, artikel dll yang ada berkaitan dengan mitos dan latar belakang budaya si celengan ini.

Ma, Aqila mau celengan kucing…!


Koleksi celengan yang dipamerkan ada yang merupakan artefak asli zaman Majapahit, sebagian besar celengan dari daerah Jawa (Solo, Yogya, Cepu, Jawa bagian Timur dll), ada juga celengan dari berbagai negara (Amerika, China, Portugal dll), tentunya dengan berbagai bentuk dan terbuat dari berbagai bahan (keramik, tanah liat, kaleng, besi, plastik dll). Yang menarik adalah aneka bentuk celengan tsb. Sebagian besar yang dipamerkan berbentuk binatang. Ada celeng alias babi, ayam, kuda, gajah, kucing, kelinci, sapi, macan, anjing, rusa, kura-kura, katak. Ada yang berbentuk wayang seperti tokoh punokawan dan Gatotkaca, berbentuk manusia, sampai yang bentuknya kaya’ tabung juga ada. Macem-macem dech… Penasaran?! liat aja sendiri, mumpung masih 9 hari lagi.

Celengan karya Djoko Pekik


Sekilas info, kata celengan dalam bahasa Italy = salvedennaio, moneybox/moneytill/piggybank (Inggris), chokin-bako (Jepang), thesaurus (Yunani kuno), kitties (Skotlandia), haralatan (Tunisia), sparbuchse/sparschwein/sparschrank (Jerman).

Read Full Post »