Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘religious’ Category

Masjid Pathok Negoro

Pathok Negara atau disebut juga Pathok Negari merupakan Masjid Kagungan Dalem Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat. Sebenarnya, Pathok Negara adalah nama salah satu jabatan dalam struktur pemerintahan di lingkungan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yaitu anggota penghulu pada peradilan Surambi. Para Pathok Negara diijinkan menenpati suatu desa perdikan dan dibangunkan sebuah masjid. Tentu saja sebagai pimpinannya adalah para Pathok Negara tersebut. Pada perkembangan selanjutnya, para penghulu Pathok Negara sekaligus sebagai pimpinan jamaah masjid di desa perdikan. Adapun fungsi Masjid Pathok Negara selain tempat peribadatan adalah sebagai tempat belajar (mengaji), majelis taklim, tempat pemerintahan, peradilan serambi, sekaligus tempat pertahanan, disamping untuk tempat upacara kematian, pernikahan, dan kegiatan keagamaan lainnya.
Masjid Pathok Negara dibangun sekitar tahun 1723 – 1819, dimana empat Masjid Pathok Negara dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I, sedangkan untuk Masjid Wonokromo dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono IV (walaupun rencana pembangunan masjid ini sudah ada sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I). Dan khusus untuk Masjid Wonokromo ini tidak dipimpin oleh seorang Pathok Negara.
Masjid Pathok Negara terletak di luar Kutanagara, yaitu di wilayah Negara Agung (antara 5 – 10 km dari Kutanagara/pusat pemerintahan). Letaknya adalah sebagai berikut:

  • Selatan: Masjid Dongkelan (Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul) dan Masjid Wonokromo (Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul)
  • Timur: Masjid Babadan (Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul)
  • Utara: Masjid Ploso Kuning (Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman)
  • Barat: Masjid Mlangi (Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman)
Sumber: Pengantar Masjid Pathok Negara, Ruang Klasik dan Peninggalan Islam Museum Sonobudoyo Yogyakarta (disarikan dari: Widyastuti, “Fungsi, Latar Belakang, Pendiri dan Peranan Masjid-Masjid Pathok Negara di Kasultanan Yogyakarta”, Skripsi Fakultas Sastra UGM Yogyakarta, 1995)

Tampak pada gambar adalah Masjid Wonokromo (tampak dari depan) diambil pada 19 April 2006 by Menul.

Read Full Post »

Doa Dalam Kesulitan

doa


Bismillahirrahmanirrahiim…

“Allahumma laa sahla illa maa ja’altahu sahlan wa anta taj’alul hazna idzaa syi’ta sahlan”

Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Sedang yang susah bisa Engkau jadikan mudah apabila Engkau menghendakinya (HR Ibnu Hibban)

Perbanyaklah berdoa, sebab dengan berdoa akan mendekatkan diri kita kepada Allah. Berdoalah di kala senang maupun di kala susah, berdoalah setiap saat… Sesungguhnya kita adalah makhluk yang lemah. Apa yang tertulis di atas adalah salah satu doa mana kala kita dalam kesulitan.

Kaligrafi: http://www.artislamic.com/

Read Full Post »

Ucapan

  • Hindarilah sikap kurang puas dan perbanyaklah diam. Allah berfirman: ‘Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan orang yang menyuruh manusia memberikan sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia’ (QS An Nisa 114). Ketahuilah, di setiap saat dan setiap tempat ada yang senantiasa memperhatikan dan mencatat setiap ucapanmu. ‘Seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir’ (QS Qaaf 17 – 18). Karena itu, berbicaralah hanya yang pantas-pantas saja. Ringkaskan ucapanmu, serta cukuplah hingga sesuai dengan maksud pembicaraanmu.

  • Bacalah Al-Qur’an Al-Karim dan buatlah jadwal harian untuk tadarus, serta usahakan menghafalnya semampumu agar engkau mendapat pahala yang besar di hari kiamat nanti. ‘Abdullah bin Umar ra meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Kepada yang senang membaca Al Qur’an di hari kiamat nanti dikatakan: Bacalah dan perbaikilah bacaanmu sebagaimana yang telah kamu kerjakan di dunia dahulu, maka sesungguhnya kedudukanmu itu tergantung kepada akhir ayat yang sedang kamu baca itu’ (HR Tirmidzi)

  • Bukanlah merupakan suatu kebaikan apabila kamu berbicara dan selalu berkomentar terhadap setiap hal yang kamu dengar, sebab hal itu dapat menjatuhkanmu ke dalam kebohongan. ‘Abu Hurairah ra berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Cukuplah bagi orang itu disebut pembohong jika ia berbicara dengan setiap apa yang ia dengar’ (HR Muslim)

  • Jauhilah sifat sombong dan membanggakan diri dengan sesuatu yang tidak kamu punyai dengan tujuan memperbanyak harta dan mendapat ketenaran di mata manusia. ‘Aisyah ra meriwayatkan bahwa seorang wanita bertanya kepada Rasulullah SAW: “Bolehkah saya mengatakan bahwa suami saya telah memberikan sesuatu padahal dia tidak memberikan sesuatu kepadaku?” Rasulullah lalu bersabda: Orang yang menyiarkan tentang apa yang tidak dia terima (pemberian) bagaikan orang yang memakai dua baju kebohongan’ (Muttafaq alaihi)

  • Dzikrullah itu mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan seorang muslim, baik dilihat secara rohaniyah, kejiwaan, jasmani maupun sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu jagalah, wahai saudaraku, ingatlah kepada Allah Ta’ala setiap saat walau bagaimana pun keadaannya. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah memuji hamba-hamba Nya yang mukhlis. Firman Nya: ‘(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah SWT baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring’ (QS Ali Imran 191). ‘Abdullah bin Basar ra pernah menyebutkan bahwa ada seorang laki-laki berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam itu telah cukup banyak dalam pandangan saya, untuk itu beritahu saya dengan sesuatu yang bisa saya jadikan pegangan”. Bersabda Rasulullah: Lidahmu itu akan terus basah dengan berdzikir kepada Allah’ (HR Tirmidzi)

  • Jika kamu ingin berbicara maka jauhilah dari membesar-besarkan diri, bermanis-manis kata dan terlena dalam buaian kata, sebab itu merupakan sifat yang dibenci oleh Rasulullah SAW. Beliau bersabda: ‘Sesungguhnya sesuatu yang paling saya benci dan paling jauh posisinya dariku pada hari kiamat adalah mereka yang banyak bicara, angkuh dalam berucap dan besar mulut’ (HR Tirmidzi)

  • Jadikanlah pribadi Rasulullah SAW suri tauladan yang baik. Diantaranya banyak diam, berpikir dan tidak banyak tertawa, apalagi sampai hanyut di dalamnya. ‘Sammak berkata, “Saya bertanya kepada Jabir bin Samirah: Apakah dulu kamu selalu hadir dalam majelis Rasulullah?” Jabir bin Samirah menjawab: “Benar, Beliau banyak diam dan sedikit tertawa. Pernah sahabatnya membaca syair dan saling bertukar pikiran tentang masalah mereka, kemudian mereka tertawa, tapi Rasulullah hanya tersenyum saja” (HR Ahmad). Jadikanlah ucapanmu selalu condong kepada kebajikan. Jika tidak, maka diammu itu lebih baik. Bersabda Rasulullah SAW: ‘Barangsiapa yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik, atau (kalau tidak bisa) diamlah’ (HR Bukhari)

  • Jangan memotong pembicaraan orang, membatasi atau meremehkannya. Jadilah pendengar yang baik. Bantahlah mereka dengan uslub (metode) yang baik sebagai cermin dari kepribadian.

  • Hindari segala bentuk celaan, menggunjing atau membicarakan aib orang lain. ‘Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mencela kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang dicela itu) lebih baik dari mereka (yang mencela). Dan begitu pula wanita terhadap wanita lainnya, boleh jadi wanita yang dicela tadi lebih baik dari wanita yang mencela’ (QS Al Hujaraat 11). Bersabda Rasulullah SAW: ‘Seorang muslim itu saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzaliminya, tidak mengecewakannya, juga tidak pula menghinanya. Maka cukuplah seorang itu digolongkan dalam keburukan bila ia menghina saudaranya yang muslim’ (HR Muslim)

  • Jika kamu mendengar bacaan Al Qur’an Al Karim, maka hentikanlah segala pembicaraan bagaimanapun pentingnya, sebagai rasa hormat terhadap Kalamullah, dan juga sebagai pelaksanaan perintah Nya. ‘Dan apabila Al Qur’an dibacakan maka dengarkanlah dan perhatikan dengan tenang agar kamu mendapat rahmat’ (QS Al A’raf 204)

  • Pandai-pandailah dalam memilih kata sebelum keluar dari mulutmu. Jagalah perkataanmu agar tetap bersih, cocok dan sesuai dengan kebenaran, jauh dari keburukan, serta tidak menimbulkan kemurkaan Allah Ta’ala, karena setiap kata mempunyai tanggung jawab yang besar. Berapa banyak kata yang bisa menyebabkan si pembicaranya masuk surga, dan berapa banyak kata pula yang memasukkan orangnya ke dasar neraka jahanam. ‘Abu Hurairah ra berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda: Seorang hamba yang jika berbicara semata-mata yang diridhoi Allah dan seolah-olah tidak dihiraukan orang, maka Allah akan mengangkat derajatnya. Namun seorang hamba berbicara dengan ucapan yang dibenci Allah seolah-olah tidak dihiraukan orang, maka ucapan itu akan membawanya ke neraka jahanam’ (HR Bukhari). Mu’adz ra bertanya kepada Nabi SAW: “Ya Rasulullah, apakah kita bertanggungjawab terhadap semua yang kita ucapkan?” Rasulullah SAW menjawab: “Ibumu pasti kehilangan kamu, wahai Mu’adz! Tidaklah manusia itu ditelungkupkan wajahnya ke dalam neraka kecuali karena tergelincirnya lidah (akibat ucapan) mereka” (HR Turmudzi)

  • Gunakanlah lidahmu, yang merupakan nikmat Allah yang agung bagimu, untuk amar makruf nahi munkar dan dakwah kepada kebajikan.

Semoga bermanfaat (terutama bagi diriku pribadi, yang masih perlu banyak belajar). Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik dan hidayah Nya kepada kita semua. Aminn…

Diambil dari: 50 Nasehat untuk Muslimat (judul asli: Khomsuuna Zahrah Min haqiin Nushhi) oleh Abdul Aziz bin Abdullah Al-Muqbil.

picture taken from: http://www.bigfoto.com

Read Full Post »

Pray

Pray

 

Manusia itu lemah, butuh dan fakir di hadapan Allah Ta’ala, maka angkatlah dan tengadahkan tanganmu; tunduklah kepada Nya; mintalah kepada Nya ampunan, perlindungan dan taufik di dunia dan di akhirat; ambillah kebaikan dari Nya. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Robb-mu itu pemalu lagi pemurah, merasa malu apabila tidak mengabulkan doa kepada hamba Nya yang mengangkat kedua tangannya untuk berdoa lalu dikembalikan kosong” (HR Ibnu Majah)

Jangan tergesa-gesa ingin segera dikabulkan doamu. Dahulukanlah doamu dengan memuja dan menyanjung asma Allah, shalawat dan salam kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW, dan akhirilah dengan itu semua. Berdoalah kepada Allah dengan sungguh-sungguh, sebab Rasulullah SAW bersabda:

“Berdoalah kamu sekalian kepada Allah dengan perasaan yakin akan dikabulkan doamu. Ketahuilah bahwasanya Allah SWT tidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan tidak bersungguh-sungguh” (HR Tirmidzi)

Janganlah berdoa dengan maksud untuk memutuskan tali silaturahmi. Jika kamu belum melihat tanda-tanda bahwa doamu itu akan dikabulkan maka janganlah bersedih hati sebab Allah Ta’ala menyediakan bagimu pahala di akhirat, atau Allah berkenan mengampuni dosa-dosamu, atau mungkin Dia menghilangkan sesuatu yang tidak kamu sukai.

Dicuplik dari ’50 Nasehat untuk Muslimat’ by Abdul Aziz bin Abdullah Al Muqbil

Read Full Post »

Be Yourself

be yourself

Apa yang aku tulis di bawah ini dicuplik dari buku Laa Tahzan karangan Dr. Aidh bin Abdullah Al-Qarni, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Bahrun Abubakar, Lc. dengan judul Jangan Bersedih, penerbit Irsyad Baitus Salam, Bandung.

JADILAH DIRI ANDA SENDIRI

Ada 3 kecenderungan yang akan dialami oleh manusia dalam hidupnya, yaitu kecenderungan untuk mengikut, kecenderungan memilih dan kecenderungan berkreasi. Yang dimaksud kecenderungan mengikut adalah meniru sikap orang lain, menggunakan pribadi mereka dan menyerupai sifat-sifat mereka hingga melebur diri dengan mereka. Timbulnya kecenderungan ini karena rasa kagum terhadap orang lain, bergantung padanya dan sangat menyukainya. Bila kecenderungan ini berlebihan, akan mendorong sebagian dari mereka untuk meniru semua yang dilakukan oleh orang yang dikaguminya, baik dalam hal gerakan, lirikan, aksen bicara, cara menoleh, dsb. Bila seseorang sampai pada tahap meniru seperti ini, sama saja dia mengubur hidup-hidup pribadinya dan membunuh potensi yang ada dalam dirinya. Alangkah menderitanya mereka dengan apa yang mereka lakukan. Mereka berlawanan dengan arah dirinya dan berjalan mundur. Bagaimana tidak demikian, karena mereka meninggalkan aksennya sendiri untuk meniru aksen bicara orang lain dan meninggalkan kemauan dirinya untuk kemauan orang lain. Alangkah baiknya jika sikap meniru ini berkenaan dengan sifat-sifat terpuji yang dapat memperkaya perbendaharaan usia yang dijalani dan memberikan nilai tambah pada keluhuran dan ketinggian diri, seperti ilmu, kemuliaan, kesabaran, dsb. Akan tetapi anda akan terkejut jika ternyata mereka hanya meniru-niru gaya bicara, cara penyampaian dan isyarat tangan orang yang mereka kagumi! Aku hendak menegaskan kepada anda apa yang telah kusebutkan sebelumnya, bahwa diri anda mempunyai karakter yang lain dari yang lainnya, dan memiliki potensi yang berbeda dengan yang lainnya. Anda pasti cenderung pada sifat dan kemampuan anda sendiri, sebab semenjak Allah menciptakan Adam hingga Dia mengakhiri semesta alam nantinya, belum ada dan tidak akan pernah ada 2 pribadi yang secara lahiriah persis sama antara satu dengan lainnya. QS 30: 32, “Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah penciptaan langit dan bumi dan berlainannya bahasa kalian dan warna kulit kalian…” Kalau demikian, mengapa kita memaksakan diri untuk sama dengan yang lain dalam hal sifat, bakat dan kemampuan? Sesungguhnya kemerduan suara anda akan menjadi ciri khas tersendiri. Keindahan penyampaian anda akan menjadi ciri khas yang membedakan dari yang lainnya. QS 35: 27, “Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka ragam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.”

Demikian cuplikannya, so… berbahagialah orang-orang yang bisa menjadi dirinya sendiri dan tidak membiarkan dirinya sebagai peniru/pengikut/penjiplak gaya/pribadi orang lain. Untuk orang-orang berkarakter ‘n berkepribadian mantappp… aku ucapkan Selamat, anda layak dapat bintang…!

picture taken from: http://www.beautifulbraceletsbyleslie.com/bracletes/charms/Be%20Yourself%20St…

Read Full Post »